ARTDA 1.0




Kata tembang dalam Bahasa Indonesia berarti lagu. Tembang dolanan berarti lagu untuk bermain. Tembang dolanan anak di Jawa Tengah, misalnya Cublak-Cublak Suweng dan Gundul-Gundul Pacul. Untuk menjawab zaman yang semakin digital, perlu dilakukan juga upaya agar kesenian tembang tetap lestari. 

Pada Senin, 21 Desember 2020, diluncurkan sebuah Augmented Reality Tembang Dolanan Anak oleh Laboratorium Sariswara Taman Siswa dan didukung oleh Kemendikbud. 

Melalui ARTDA 1.0, ini Sariswara meluncurkan 10 tembang dolanan anak. Tembang-tembang tersebut adalah Cublak-Cublak Suweng, Jaranan, Ancak-Ancak Alis, Kembang Melati, Sepuran, Kacang Goreng, Lindri, Jamuran, Gumregah, dan Lepetan. 

Augmented Reality atau realitas bertaut adalah kombinasi antara bentuk maya dua dan tiga dimensi. Dengan AR, gambar yang kita scan dengan aplikasi tertentu bisa memunculkan animasi tiga dimensi dalam layar. Animasi tersebut bisa bergerak. Dalam ARTDA ini, animasi tersebut melakukan gerakan tari dalam dolanan anak. Menarik, kan? Jadi kita bisa melihat deskripsi visual gerakannya, tidak hanya membayangkan saja. 

Lab Sariswara menerbitkan 10 buku panduan. Selain memiliki 10 buku panduan ARTDA tersebut, kita juga perlu memasang aplikasi ARTDA di gawai android kita. Setelah terpasang dan membukanya, kita bisa memilih halaman dalam buku panduan untuk memindai gambar yang berlogo AR. Dalam setiap buku, ada tiga halaman yang bertanda AR, dari ketiga halaman yang dipindai tersebut akan muncul pola gerakan dan terdengar musik yang bisa kita ikuti. 


Sayangnya, aplikasi ARTDA ini belum bisa diunduh di sistem iOS jadi hanya bisa diunduh di android saja.

Dengan adanya AR Tembang Dolanan Anak ini, Sariswara ingin mencoba mengenalkan tembang dolanan anak melalui bentuk yang lebih modern. Augmented Reality dipakai sebagai bentuk untuk mengenalkan tembang dolanan anak ini. Setelah ARTDA 1.0 ini, Sariswara juga berencana menggarap tembang dolanan yang tidak hanya dari Jawa Tengah saja, namun juga nusantara.


Komentar