Membaca Gambar “Sirama-rama”

Catatan membaca Sirama-rama: Respon Pembaca
ditulis oleh @elfira.prabandari


     

Bagaimana anak saya, Rahayu (3th), ketika membaca buku ini? Takjub! Itu yang bisa saya bilang. Ketika sirama-rama besar muncul dari balik gorden, di hadapannya (dan Ara tentu saja), dia ikut berteriak “WOW!”
Dia ikut sibuk mencari Ayah di angkot, di kapal, di kereta, dan di pesawat. Di kapal itu bagian favoritnya! Dia ikut menunjuk ke sana ke sini, sibuk mencari.

Hayu ikut cepat-cepat mengejar kereta dan terbang tinggi-tinggi ke pesawat. Dia ikut sedih ketika tidak mendapati Ayah di mana pun. Dia ikut ngantuk juga ketika Ara capek ingin pulang dan akhirnya tertidur di punggung si kupu gajah. “Hoaaammmm,” kata Rahayu.


Cerita Ara ini termasuk cerita yang membuat Hayu engaged. Rahayu tahu Ara sedang bersemangat ketika sirama-rama datang. Dia tahu Ara menunggu-nunggu ayahnya pulang. Dia tahu hal itu. Bahkan, meski dia belum bisa membaca tulisan di buku ini. Rahayu tahu kalau Ara menunggu-nunggu ayahnya pulang. Dia tahu meski belum bisa membaca tulisan di buku ini. Bagaimana caranya?

Rahayu ikut petualangan Ara lewat gambar. Andina Subardja membuat narasi gambar tentang misi Ara dengan apik. Selain dengan kalimat yang saya bacakan, lewat gambar inilah, Hayu ikut Ara berpetualang.

Misalnya, Ara harus menemukan sirama-rama yang terbang terus. Padahal, kata Ibu, untuk tahu di mana Ayah, Ara harus tanya sirama-rama. Gambar di buku ini bercerita bagaimana Ara mengejar ke balik tanaman dan ke kolong kursi (hlm. 8-9). Lewat gambar juga, takjub Ara terungkap! Tidak hanya dengan kata ‘wow’ tapi juga sirama-rama yang digambarkan begitu besar.

Masih lewat gambar, kita jadi tahu bagaimana dunia ini tergambar di benak Ara. Bagaimana sih bentuk angkot, kapal, kereta api, dan pesawat menurut Ara si anak pantai? Bagaimana sih bentuk bukit, awan, gunung, dan bulan?

Angkotnya adalah seekor ikan buntal, dan bukitnya seperti wujud seekor kepiting (hlm. 15-16). 
Kapalnya adalah ikan dengan berbagai bentuk! Penumpang kapal adalah mereka yang naik di atas punggung para ikan (hlm. 16-17). Kalau kereta? Berbentuk ikan panjaaaaang, dan membelah gunung yang berbentuk gurita (hlm. 18-19).


Awan juga dibentuk mirip ubur-ubur dan pesawat berbentuk ikan besar (hlm. 20). Bulannya pun menyerupai ikan bulat (hlm. 21).
Penggambaran yang unik itu membuat petualangan Ara terasa nyata dan personal.


Dalam sastra anak, ada istilah picture book. Dalam picture book, gambar ikut menarasikan cerita. Maka, tidak jarang ada halaman yang terdiri dari gambar saja. Gambar di sini berfungsi sama pentingnya dengan tulisan. Keduanya sama-sama bisa bercerita.
Image memiliki cakupan pembaca lebih luas karena sifatnya yang lebih universal. Anak-anak mengerti gambar. Pembaca anak-anak pastinya lebih merasa bangga jika dia mampu mengerti isi cerita meskipun belum bisa membaca tulisan. Mereka mampu membaca buku lewat gambar.

Komentar